-->

Iklan

Kamis, 09 Februari 2023, Februari 09, 2023 WIB
Last Updated 2023-02-09T15:30:01Z
hukrim

Oknum Kepsek SMKN 1 Hu'u Dinilai Otoriter, Warga Luapkan Emosi!

Advertisement

 

Dari pantauan awak media, sejumlah warga masyarakat meluapkan emosinya yang selama ini ditahan. Mereka menyegel ruang Kepsek |Foto Istimewa|

Reporter |Rull|

Editor |Rull|


Info720news.com, Dompu - Ketua Komite Sekolah dan sejumlah warga masyarakat setempat melakukan orasi di depan SMKN 1 Hu,u Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, NTB. Mereka menuntut Kepsek (Kepala Sekolah) turun dari jabatannya, Kamis (9/2/3/2023).



Menurut korlap atau koordinator lapangan, Kepsek dinilai tidak profesional dalam menjalankan roda kepemimpinan. Dengan nada keras dan kasar kerap dilontarkan ketika dia menyuruh atau memerintah bawahannya.



"Oknum Kepala SMKN 1 Hu,u selalu memperlakukan bawahan seperti budak dan sering menggunakan kata kasar dalam memerintah bawahannya" ungkap Sukrin Arahman yang juga merupakan Ketua Komite SMKN 1 Hu'u.




Kepsek juga dinilai otoriter, setiap pengambilan keputusan dalam penggunaan anggaran sekolah tidak menghiraukan masukan dari guru-guru bahkan komite sekolah. Lebih memilukan lagi Kepsek kerap kali meninggalkan sekolah tanpa alasan.




"Dia juga dianggap tidak memberikan contoh yang baik kepada bawahannya, tidak disiplin terutama meninggalkan tugas sebagai kepala sekolah tanpa konfirmasi (malas)," tegasnya.



Selain itu, operator Dapodik harus mengundurkan diri lantaran dituduh telah masuk dalam akun pribadi Kepsek untuk memasukan penilaian bagi kinerja seorang guru yang tidak lain suami dari operator itu sendiri.



Pada Februari 2022 silam, guru-guru telah membuat surat terbuka yang ditujukan kepada Gubernur NTB. Mereka meminta gubernur untuk memberhentikan kepsek SMKN 1 Hu'u otoriter tersebut.



"41 (empat puluh satu) menandatangi surat terbuka," terangnya.



Dari pantauan awak media, sejumlah warga masyarakat meluapkan emosinya yang selama ini ditahan. Mereka menyegel ruang Kepsek. 




Kepsek SMKN 1 Hu,u, Rosyidah, S.Pd, yang ditemui oleh beberapa awak media mengatakan bahwa dia tidak bisa mengakses lagi akun gmail Sapk. Hal itu membuat dirinya curiga terhadap operator sekolah.




"Saya punya akun Gmail SAPK yang terhubung langsung dengan E-kinerja, yang mengetahui password hanya saya dan operator saja. Namun ketika saya ingin masuk dalam akun itu, ternyata tidak bisa loading lagi, tandasnya.



 

Tidak hanya itu, Kepsek meminta juga Sasaran Kerja Pegawai (SKP) pada operator yang menurutnya ada sebagian yang belum di buat untuk mengusulkan kenaikan pangkat per-1 April 2023.




"SKP tersebut sudah saya tanda tangani, namun menurut ibu Dewi (operator), bukan hanya tanda tangan manual itu saja, SKP ini terhubung dalam link E-kinerja. Dalam aplikasi tersebut operator menggunakan kewenangan saya sebagai kepala sekolah untuk menilai suaminya sendiri yang juga guru di sekolah tersebut," terangnya.




Operator membatah tuduhan Kepsek SMKN 1 Hu'u tersebut. Dirinya memasukan nilai dalam aplikasi sesuai salinan yang telah dibuat sebelumnya.



"Nilai itu tidak ada yang saya rubah dari lampiran salinan nilai, meskipun itu nilai untuk suami saya sendiri," bantah operator SMKN 1 Hu'u, Dewi. (Tim)