Advertisement
Reporter| Str |Editor | SF

Irfan selaku wartawan Voicemuslim.com yang dianiaya oleh oknum Polis Polres Panda Bima | Foto/Str
Info720-Bima| Diduga oknum Polisi Kanit Polantas Polres
Panda Kabupaten Bima melakukan penganiayaan terhadap Wartawan Voicemuslim.com
yang bertugas peliputan di Sape atas nama Irfan, M.Pd pada saat razia di pertigaan
depan Polres Panda, Sabtu, 8 Mei 2021.
Diketahui oknum Polisi tersebut bernama Agus, Satuan Polres Panda Kabupaten Bima.
Kejadian itu sekitar pukul 12.30,
berawal dari ketika Irfan bertanya terkait dengan kelengkapan atribut
razia seperti plan tanda informasi Kepolisian
melakukan razia dan juga surat izin untuk turun melakukan razia.
Pihak kepolisian
seperti oknum bernama Agus selaku Kanit Polantas justru enggan menjawab ketika
Irfan memintai keterangan perihal razia tersebut.
Irfan pun terus menanyakan,
yang akhirnya Agus menjawab ‘apa hak anda ingin menanyakan kelengkapan atribut
razia, dengan nada yang keras’, padahal Irfan selaku wartawan yang di jamin
oleh UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers, jelas disebutkan tugasnya menyampaikan
informasi yang berkaitan dengan publik.
Dari adu mulut
itu terjadilah pemukulan oleh Agus terhadap Irfan sehingga Irfan mengalami luka
memar di wajah dan bajunya sampai robek karena di tarik oleh Polisi.
Dari keterangan
saksi mata, Taufik (30) tahun, ‘bahwa ia membenarkan adanya
pemukulan oleh Kasatlantas yang bernama Agus terhadap saudara irfan’.
“Pemukulan
itu terjadi berkali-kali terhadap Irfan sambil ditarik oleh beberapa oknum Polisi
untuk di bawah ke kantor Polisi Panda Kabupaten Bima,” terang Taufik.
Irfan membeberkan
semua apa yang disebabkan terjadi penganiyaan terhadap dirinya oleh oknum
Polantas Polres Panda Kabupaten Bima.
“Awalnya saya dari
Dompu menuju Sape pakai mobil, di pertigaan depan Polres Panda ada razia, saya
menyerahkan STNK Mobil dan tandantangan surat tilang, lalu kemudian saya tanya
ke Pak polisinya, mana plan informasi razia serta surat-suratnya, eh pak polisinya
enggan jawab, justru malah bentak saya ‘apa hak anda ingin menanyakan
kelengkapan atribut razia’, dengan nada yang keras.
“Akhirnya
terjadilah percecokan hingga akhirnya saya dipukul berkali-kali.
“Saya dipukul dibagian
pinggang, dagu berkali-kali dan saya ditarik ke dalam kantor Polisi.
“Saya tanya sama
Polisi, saya ini wartawan pak, dan mana atribut serta kelengkapan atas razia
ini, Polisi malah nggak percaya saya sebagai wartawan kendati saya tunjuk kartu
pers saya, malah dibuang.
“Polisi malah
dengan santainya mengatakan dengan nada yang menghina ‘Wartawan apa ini yang
nggak tau aturan’.
“Saya masih
sakit, terutama di bagian dagu saya, saya nggak bisa makan, sakit sekali. Dibagian
pelipis kanan juga bengkak”, ujar Irfan yang juga diketahui menjabat sebagai Ketua
Bidang Riset Teknologi MSDM Pemuda Muhammadiyah Dompu.
Ia mengaku paling
sakit di bagian dagunya selepas pemukulan oleh oknum polisi yang bernama agus hingga
berita ini dirilis, korban mengeluhkan tak bisa makan lantaran dagu dan bagian
pelipis matanya yang memar.
Selain itu, Irfan mengatakan jika dirinya sudah melakukan visum dan tinggal menunggu hasilnya saja dan juga dia sudah menyampaikan kejadian itu kepada organisasinya yakni Pemuda Muhammadiyah Dompu.