Advertisement
Reporter| Nas |Editor | SF
![]() |
| Gambar Ilustrasi Press
Release |Pixabay/viarami |
Info720-Dompu
| Redaksi Voicemuslim.com
membantah secara tegas pernyataan pihak Kepolisian Polres Panda Kab. Bima yang
mengatakan tidak ada pemukulan terhadap korban atas nama Irfan Wartawan
Voicemuslim.com.
Pernyataan Polres
Panda tersebut jelas tidak berdasar. Begitu juga dengan pernyataanya melalui
media online yang menyebutkan ‘pihak Kepolisian Polres Panda sudah berupaya mengkonfirmasi
saudara Irfan maupun pimpinan redaksi Voicemuslim.com’.
Padahal hingga
berita ini ditulis sama sekali tidak ada upaya dan itikad baik dari Kepolisian Polres
Panda untuk mengkonfirmasi maupun menghubungi Pimpinan Redaksi Voicemuslim.
Dan pernyataan Kapolres
Panda Kab. Bima melalui media online sungguh kami sesalkan, karena sebelumnya
kami sama sekali tidak pernah dihubungi oleh pihak yang bersangkutan yakni
Polres Panda Kabupaten Bima, pasca insiden hingga malam ini.
Perlu diketahui,
kami sampaikan kronologis lengkapnya secara detail sebagai berikut ini kejadian
yang menimpa saudara Irfan selaku Wartawan Voicemuslim.com.
“Izin melaporkan
kejadian yang menimpah saya selaku korban penganiayaan oleh oknum polisi
lakalantas Polres Panda Bima Kanit Patwa Aiptu Agus Supriadi pada hari Sabtu 8
Mei 2021. Pukul 12.30.
“Kronologinya
saya berangkat dari Dompu menuju Sape, menggunakan mobil pick up warnah putih
bersama istri saya, paman dan kaka ipar. Untuk melaksanakan tugas peliputan di
Sape sekaligus bersilaturrahim dengan keluarga yang ada di Kecamatan Sape dan
Lambu.
“Pas di
pertigaan cabang Panda depan kantor Polres Panda Bima, Satlantas melakukan
Razia masker seperti yang tertera pada papan penanda.
“Salah
satu Polantas mengetuk kaca pintu mobil saya, dia menanyakan surat kelengkapan
mobil dan dia minta kepada saya untuk menunjukkan STNK mobil saya, akhirnya
saya memberikan STNK mobil saya, selesai dia meminta STNK mobil saya, dia juga
meminta kepada saya untuk menunjukan SIM. Saya menjawab SIM saya sudah mati.
“Akhirnya
saya disuruh turun di mobil untuk menuju Pos Polantas saya pun parkir mobil dan
turun untuk mengambil surat tilang di pos Polantas itu.
“Setelah diberikan oleh Polantas surat tilang kepada
saya, sayapun kembali bertanya kepada pihak kepolisian untuk mengajukkan
pertanyaan terkait kelengkapan atribut dan
surat perintah razia dari pimpinan, karena saya juga sebagai wartawan
Voicemuslim.com.
“Pada
awalnya Polantas tidak mau menjawab pertanyaan saya malah dia bilang silakan
tanyakan humas. Saya bilang loh kok saya disuruh tanya ke humas kan saya mau tanyakan
surat izin dan plang razia.
“Keluarlah
kalimat dari bapak Agus dengan nada kasar dari dalam pos Polantas sambil dia
keluar mendekati ke saya dia bilang wartawan dari mana kau saya pun menjawab
saya wartawan Voicemuslim.com bapak Agus kembali melontarkan pertanyaan ke saya
mana kartu wartawan mu, saya tunjukan kartu pers saya kepada bapak Agus.
“Kemudian
juga bapak Aiptu agus juga mengatakan apa hak anda menanyakan kelengkapan
atribut razia dengan nada yang keras.
“Padahal
saya selaku wartawan yang di jamin oleh Undang-undang Nomor 40 tahun 1999
tentang pers. Jelas menyampaikan
informasi yang berkaitan dengan publik.
“Sambil
menghempas kartu pers di tangan saya hingga jatuh ke aspal, dengan nada sinis
agus mengatakan, Wartawan macam apa kamu
yang tidak tau aturan begini kamu harus belajar lagi kata pak Agus berserta
Polantas lainnya yang tidak dapat saya kenal namanya.
“Setelah itu saya
selalu berusaha menanyakan kelengkapan razia nya, lalu datang lah seorang ibu
tidak terlalu tua melontarkan perkataan ke saya.
"wartawan macam apa yang tidak tau aturan begini bego
sekali jadi wartawan" ungkap ibu itu.
“sambil dia
tunjuk saya karena ibu telah menghina profesi saya sebagai jurnalis akhirnya
saya mendekati ibu itu lalu saya menghempas tangan saya kepada ibu itu dan
mengenai tangan ibu itu sambil saya suruh ibu itu jangan ikut campur urusan
saya dengan pihak Polantas pergi kamu disini.
“Dengan mendengar
adu mulut saya sama ibu itu, bapak Polantas datang mencekik leher saya
menggunakan tangan nya sambil pak Agus bilang kenapa kamu pukul ibu itu sayapun
bergerak berusaha melepaskan tangan pak Agus yang mencekik leher saya tetapi
saya tidak berdaya dan saya dipukul dan
dikerumuni oleh beberapa oknum polantas saya pun berusaha menangkis tangan
polisi yang memukul pinggang saya
berkali-kali sambil menarik saya akhirnya Kaka ipar saya datang berusaha
melerai saya yang di tarik dan dipukul sama oknum polantas dan Kaka ipar saya
pun kena pukulan dari oknum polantas tersebut.
“Di samping di
cekik, saya juga di pukul bagian dagu dan muka hingga memar, baju saya robek
karena di tarik oleh polisi Dan saya sudah melakukan visum untuk pembuktian
secara medis tentang apa yang saya alami dan rasakan, hingga saat ini saya
tidak bisa makan karena merasakan sakit sekali.
“Saya di tarik
oleh polisi untuk masuk ke dalam ruangan Humas Polres Panda Kabupaten Bima
sesampai saya di dalam ruangan itu kepala saya di tunjuk pake jari oleh pak
Agus sambil dia video kan saya dan
mengancam saya dan bertanya ke saya, siapa nama kamu, wartawan apa kamu, dan
saya menjawab pertanyaan itu saya Muh Irfan wartawan Voicemuslim.com dan disitu
sedikit saya mendapatkan ancaman oleh oknum Polisi bapak Agus dia ancam saya
katanya dia akan memberitahukan kepada seluruh wartawan di Dompu, ‘Awas saja
kamu kata dia kepada saya’.
“Persoalan
saya dengan ibu tadi sudah selesai dan ibu itu sudah memaafkan saya katanya dan
masalahnya sudah selesai dengan ibu itu.
“Sayapun
mau keluar dari ruangan itu istri saya bilang ayo kita pulang sudah urusanya
sudah selesai sama ibu itu sambil istri saya menangis. Tetapi bapak Agus
mengatakan urusanya dengan saya belum selesai katanya.
“Tetapi
istri saya membalas pernyataan bapak Agus itu, ‘loh kan ibu itu sudah memaafkan suami saya pak’. Akhirnya datang lah seorang Polisi lagi, ya sudah pulang lah.
“Dan saya
beserta istri dan paman balik ke mobil dan melanjutkan perjalanan menuju Sape. Beberapa saksi yang ada pada waktu
kejadian yaitu Taufiq (30), Islamiati (25), Junaidin (40).
Demikian kronologi masalah yang saya sampaikan dengan
sejujur-jujurnya.
