-->

Iklan

Jumat, 28 Mei 2021, Mei 28, 2021 WIB
Last Updated 2021-05-28T12:30:14Z
Lingkungan

Apa itu Chernobyl yang baru?

Advertisement

Sumber | greenpeace.org | Editor | SF

Mykolai Lazarev, dari Institut Radiologi Pertanian Ukraina (UIAR), mengambil satu dari 50 sampel susu, yang kemudian akan diuji kandungan cesium di UIAR. Untuk memahami lebih baik bagaimana kontaminasi mempengaruhi kehidupan para penyintas Chernobyl, Greenpeace melakukan dua investigasi percontohan terhadap kontaminasi radionuklida yang tersisa dari makanan dan hutan yang diproduksi secara lokal | Foto/Denis Sinyakov/Greenpeace



Info720-Dompu | Apa yang terjadi? Tiga puluh lima tahun berlalu, saat para ilmuwan masih mempelajari dampak dari bencana Chernobyl, pemerintahan dan perusahaan sedang membuat fondasi bagi bencana nuklir yang baru.

 

Dinilai sebagai bencana nuklir terparah sampai hari ini, Chernobyl berumur 25 tahun lebih tua dari Fukushima.

 

Namun ini tetap menjadi tantangan yang hingga saat ini belum bisa diselesaikan oleh pihak yang berwenang.

 

Belum ada teknologi untuk menangani bahan radioaktif yang tersisa di reaktor. Sebuah sarkofagus baru ditambahkan pada 2016 dalam usaha mengulur waktu untuk menemukan pendekatan yang baru, dikutip dari greenpeace.org pada 27 Mei 2021.

 

Mengapa ini penting?

Sekitar lima juta orang di Ukraina, Belarus, dan Rusia masih tinggal di wilayah yang diakui secara resmi sebagai wilayah tercemar.

 

Orang-orang yang tinggal di sana terpapar dosis radiasi secara terus menerus, seperti didokumentasikan dalam penelitian gabungan antara Greenpeace dengan para peneliti Ukraina.

 

Tidak ada metode untuk menghentikan kontaminasi pada suatu wilayah, atau — kalaupun ada teknologi yang bisa digunakan — negara tidak memiliki sumber daya untuk menggunakannya.

 

Sementara itu, Chernobyl terus mengingatkan kita bahwa ia masih di sini dan masih berbahaya. Juga dengan adanya Krisis Iklim, tingkat bahanya semakin meningkat.

 

Tahun lalu, kebakaran hutan besar melanda zona pengecualian Chernobyl. Ini bukan kali pertama. Dalam 35 tahun terakhir, kebakaran hutan sudah terjadi lebih dari 1,500 kali di zona pengecualian.

 

Namun karena kekeringan yang tidak biasa akibat kerusakan iklim, ini adalah kebakaran terbesar sejak dibentuknya zona pengecualian, yang melanda sepertiga area sensitif ini. Suatu waktu, hanya 1 kilometer jarak pemisah antara kebakaran dengan sarkofagus yang baru dibuat.

 

Asap akibat kebakaran meluas puluhan kilometer ke arah Ibukota Ukraina, Kiev, yang membuat ketakutan akan meningkatnya level radiasi di sana.

 

Untungnya ini tidak terjadi dan radiasi di luar zona pengecualian masih berada pada batas aman. Namun, para pemadam kebakaran harus bekerja di tempat paling terkontaminasi, yang menurut laporan pers memiliki radiasi 16 kali di atas normal.

 

Kebakaran hutan terjadi di dekat kota Krasiatychi, wilayah Kyiv, Ukraina, 60 km dari pembangkit listrik tenaga nuklir.

 

Apa yang dikatakan para peneliti?

“Kebakaran adalah masalah terbesar, terutama dari sudut pandang paparan radiasi pada pemadam kebakaran. Bagi mereka, tingkat bahayanya adalah yang tertinggi.

 

“Bahaya terbesar mungkin berhubungan dengan dosis yang dihirup, karena asupan dan masuknya radionuklida ke dalam paru-paru.

 

“Sayangnya, kita hanya memiliki sedikit informasi terkait bahaya radiologis lingkungan dari kebakaran yang terjadi di wilayah terkontaminasi radioaktif,” ujar Professor Valery Kashparov, Kepala Balai Penelitian Radiologi Pertanian Ukraina.

 

Apa yang perlu terjadi?

Para pemadam kebakaran perlu memiliki informasi lengkap tentang risiko radiasi sebelum mereka berangkat ke area yang terkontaminasi. Namun, studi terakhir tentang hal ini dilakukan 20 tahun yang lalu dan sejak saat itu kondisi alam telah berubah.

 

Krisis iklim menyebabkan lebih seringnya kekeringan, ekosistem yang berubah, dan setiap kebakaran berdampak pada lingkungan sekitar.

 

Tahun ini, jika kondisi cuaca memungkinkan, Balai Penelitian Radiologi Pertanian Ukraina didukung oleh Greenpeace akan melakukan studi tentang berbagai parameter yang mempengaruhi dosis radiasi selama kebakaran 

 

“Tugas utama dari percobaan ini adalah untuk memperkirakan dosis bagi para pemadam kebakaran — karena mereka merupakan kelompok paling rentan yang dapat menghirup dosis tertinggi saat kebakaran. Nantinya kita akan membuat rekomendasi untuk meminimalisir risiko ini,” ujar Professor Kashparov.

 

Percobaan kebakaran akan memberikan data yang diperlukan untuk menilai risiko yang dihadapi oleh petugas pemadam kebakaran.

 

Ini penting untuk melindungi setiap individu, keluarga, dan rekan kerja. Namun, ini hanya satu dari berbagai bahaya yang disebabkan oleh bencana nuklir 35 tahun lalu dan masih harus diselesaikan. Dan siapa yang tahu seberapa banyak lagi yang akan ditemukan para peneliti di masa depan.

 

Bahkan negara-negara yang telah selamat dari kengerian bencana ini masih saja berpegang teguh pada tenaga nuklir.

 

Sebuah pembangkit listrik tenaga nuklir baru sedang dibuat di Belarus. Rusia tidak hanya membangun stasioner, tapi juga meluncurkan pembangkit listrik tenaga nuklir mengambang — “Akademik Lomonosov” dioperasikan oleh Rosatom, yang langsung disebut sebagai “Chernobyl mengambang.” Lebih dari 30 negara di dunia masih mengoperasikan pembangkit tenaga nuklir.

 

Apa yang dibutuhkan saat ini?

Yang dibutuhkan dunia saat ini adalah untuk pemerintah dan perusahaan untuk berhenti memperkenalkan risiko nuklir terbaru ketika kita masih belum mampu untuk menghadapi masalah yang ada.

 

Satu-satunya cara untuk melakukan ini adalah untuk keluar dari energi nuklir dan beralih ke energi terbarukan secepat-cepatnya.