Advertisement
Sumber | greenpeace.org | Editor | SF
Info720-Dompu
| Apa yang terjadi? Tiga
puluh lima tahun berlalu, saat para ilmuwan masih mempelajari dampak dari
bencana Chernobyl, pemerintahan dan perusahaan sedang membuat fondasi bagi
bencana nuklir yang baru.
Dinilai sebagai
bencana nuklir terparah sampai hari ini, Chernobyl berumur 25 tahun lebih tua
dari Fukushima.
Namun ini tetap
menjadi tantangan yang hingga saat ini belum bisa diselesaikan oleh pihak yang
berwenang.
Belum ada
teknologi untuk menangani bahan radioaktif yang tersisa di reaktor. Sebuah
sarkofagus baru ditambahkan pada 2016 dalam usaha mengulur waktu untuk
menemukan pendekatan yang baru, dikutip dari greenpeace.org pada 27 Mei 2021.
Mengapa ini
penting?
Sekitar lima juta
orang di Ukraina, Belarus, dan Rusia masih tinggal di wilayah yang diakui
secara resmi sebagai wilayah tercemar.
Orang-orang yang
tinggal di sana terpapar dosis radiasi secara terus menerus, seperti
didokumentasikan dalam penelitian gabungan antara Greenpeace dengan para
peneliti Ukraina.
Tidak ada metode
untuk menghentikan kontaminasi pada suatu wilayah, atau — kalaupun ada
teknologi yang bisa digunakan — negara tidak memiliki sumber daya untuk
menggunakannya.
Sementara itu,
Chernobyl terus mengingatkan kita bahwa ia masih di sini dan masih berbahaya.
Juga dengan adanya Krisis Iklim, tingkat bahanya semakin meningkat.
Tahun lalu,
kebakaran hutan besar melanda zona pengecualian Chernobyl. Ini bukan kali
pertama. Dalam 35 tahun terakhir, kebakaran hutan sudah terjadi lebih dari 1,500
kali di zona pengecualian.
Namun karena
kekeringan yang tidak biasa akibat kerusakan iklim, ini adalah kebakaran
terbesar sejak dibentuknya zona pengecualian, yang melanda sepertiga area
sensitif ini. Suatu waktu, hanya 1 kilometer jarak pemisah antara kebakaran
dengan sarkofagus yang baru dibuat.
Asap akibat
kebakaran meluas puluhan kilometer ke arah Ibukota Ukraina, Kiev, yang membuat
ketakutan akan meningkatnya level radiasi di sana.
Untungnya ini
tidak terjadi dan radiasi di luar zona pengecualian masih berada pada batas
aman. Namun, para pemadam kebakaran harus bekerja di tempat paling
terkontaminasi, yang menurut laporan pers memiliki radiasi 16 kali di atas
normal.
Kebakaran hutan
terjadi di dekat kota Krasiatychi, wilayah Kyiv, Ukraina, 60 km dari pembangkit
listrik tenaga nuklir.
Apa yang
dikatakan para peneliti?
“Kebakaran adalah
masalah terbesar, terutama dari sudut pandang paparan radiasi pada pemadam
kebakaran. Bagi mereka, tingkat bahayanya adalah yang tertinggi.
“Bahaya terbesar
mungkin berhubungan dengan dosis yang dihirup, karena asupan dan masuknya
radionuklida ke dalam paru-paru.
“Sayangnya, kita
hanya memiliki sedikit informasi terkait bahaya radiologis lingkungan dari
kebakaran yang terjadi di wilayah terkontaminasi radioaktif,” ujar Professor
Valery Kashparov, Kepala Balai Penelitian Radiologi Pertanian Ukraina.
Apa yang perlu
terjadi?
Para pemadam
kebakaran perlu memiliki informasi lengkap tentang risiko radiasi sebelum
mereka berangkat ke area yang terkontaminasi. Namun, studi terakhir tentang hal
ini dilakukan 20 tahun yang lalu dan sejak saat itu kondisi alam telah berubah.
Krisis iklim
menyebabkan lebih seringnya kekeringan, ekosistem yang berubah, dan setiap
kebakaran berdampak pada lingkungan sekitar.
Tahun ini, jika
kondisi cuaca memungkinkan, Balai Penelitian Radiologi Pertanian Ukraina
didukung oleh Greenpeace akan melakukan studi tentang berbagai parameter yang
mempengaruhi dosis radiasi selama kebakaran
“Tugas utama dari
percobaan ini adalah untuk memperkirakan dosis bagi para pemadam kebakaran —
karena mereka merupakan kelompok paling rentan yang dapat menghirup dosis
tertinggi saat kebakaran. Nantinya kita akan membuat rekomendasi untuk
meminimalisir risiko ini,” ujar Professor Kashparov.
Percobaan
kebakaran akan memberikan data yang diperlukan untuk menilai risiko yang
dihadapi oleh petugas pemadam kebakaran.
Ini penting untuk
melindungi setiap individu, keluarga, dan rekan kerja. Namun, ini hanya satu
dari berbagai bahaya yang disebabkan oleh bencana nuklir 35 tahun lalu dan
masih harus diselesaikan. Dan siapa yang tahu seberapa banyak lagi yang akan
ditemukan para peneliti di masa depan.
Bahkan
negara-negara yang telah selamat dari kengerian bencana ini masih saja berpegang
teguh pada tenaga nuklir.
Sebuah pembangkit
listrik tenaga nuklir baru sedang dibuat di Belarus. Rusia tidak hanya
membangun stasioner, tapi juga meluncurkan pembangkit listrik tenaga nuklir
mengambang — “Akademik Lomonosov” dioperasikan oleh Rosatom, yang langsung
disebut sebagai “Chernobyl mengambang.” Lebih dari 30 negara di dunia masih
mengoperasikan pembangkit tenaga nuklir.
Apa yang
dibutuhkan saat ini?
Yang dibutuhkan
dunia saat ini adalah untuk pemerintah dan perusahaan untuk berhenti
memperkenalkan risiko nuklir terbaru ketika kita masih belum mampu untuk
menghadapi masalah yang ada.
Satu-satunya cara
untuk melakukan ini adalah untuk keluar dari energi nuklir dan beralih ke
energi terbarukan secepat-cepatnya.
