Advertisement
![]() |
Ratusan siswa-siswi SMAN 3 Dompu berpartisipasi dalam proses pemilihan ketua dan wakil OSIS |Foto Rull| |
Reporter |Rull|
Editor |Rull|
Info720news.com, Dompu - Kegiatan pemilihan umum (Pemilu) sangat penting bagi perkembangan atau kemajuan suatu kepemerintahan dalam suatu negara. Bukan menjadi hal baru ketika dalam pemilihan umum masyarakat memilih pemimpin kedepannya dengan memperhatikan visi misi para calon.
Pemilihan tidak hanya berlaku pada Legislatif maupun eksekutif bahkan di tingkat Sekolah Menengah pun kerap melakukan hal tersebut. Salah satu contoh SMAN 3 Dompu di jalan lintas Karamabura, Desa O'o, Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, NTB melakukan "Pemilos" (Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua OSIS periode 2022-2023.
Dari pantauan media Info720news.com pelaksanaan Pemilos berjalan dengan baik. Ratusan siswa berpartisipasi dalam menggunakan hak pilihnya memilih ketua OSIS yang layak memimpin, memiliki integritas, leadership yang baik dan tentunya memiliki wawasan luas dari beberapa calon.
![]() |
Kepsek SMAN 3 Dompu saat menggunakan hak suaranya |
"Saya akan memilih ketua OSIS yang memiliki visi misi terbaik, mereka harus berani tampil di depan umum, memiliki jiwa kepemimpinan, serta mampu menyatukan semua siswa-siswi SMAN 3 untuk membangun sekolah," Kata Fara kelas XII IPA 1 saat menunggu giliran mencoblos Kamis (24/11/2022).
"Harapan saya dari kegiatan ini terbentuknya pemahaman siswa terhadap proses demokrasi baik, benar, dan sehat. Dengan demikian mereka memiliki pemahaman yang bagus tentang proses demokrasi yang mereka jalankan sendiri," ungkap Kepsek SMAN 3 Dompu, Hendratno, S.Pd saat ditemui ditempat Pemilihan Ketua OSIS.
Kepsek juga menambahkan bahwa siswa-siswi yang akan menamatkan sekolah mampu mempergunakan hak pilihnya sebagai warga negara untuk memilih pemimpin yang dianggap mampu. Menerapkan pengalaman yang mereka dapatkan dari sekolah.
"Diharapkan pasca kegiatan ini atau nantinya setelah mereka tamat sekolah, mereka yang mencapai umur 17 tahun akan menggunakan hak pilihnya pada 2024 mendatang, dapat melaksanakan kegiatan pemilu dengan baik sebagaimana yang mereka lakukan di sekolah ini," tutur pria murah senyum tersebut.
menurutnya, Kalau hal semacam ini dilakukan di setiap sekolah dan pemahamannya terbentuk dengan baik otomatis bisa meredam miskomunikasi, mispersepsi, yang sering terjadi di tengah masyarakat pada saat pemilihan baik pemilahan legislatif maupun eksekutif.
Hal itu terjadi karena kurangnya pemahaman, kurangnya simulasi seperti ini. Dalam proses simulasi seperti ini mereka akan paham dan dapat merasakan langsung kegiatan pemilihan seperti pemilihan pada umumnya.
Diharapkan dengan pemahaman yang mereka miliki mereka dapat mengedukasi masyarakat. Menjelaskan pada orang tua, keluarga tetangga bahkan masyarakat di tempat tinggalnya bagaimana cara mencoblos calon pemimpin yang diinginkan.
"Harapan saya, anak-anak yang mengikuti kegiatan ini menjadi pelaku menjadi panitia baik tingkat desa, kecamatan, bahkan kabupaten," tutupnya.