Advertisement
![]() |
| M. Amin, S.Pd |Foto Rull| |
Info720news.com, Dompu - Serba pengalihan isu, dibalik pembunuhan Brigadir Yousua ada kenaikan harga BBM, dibalik kenaikan harga BBM ada utang negara terhadap PLN, Pertamina, plus Subsidi anggaran BBM sebesar 502 triliun, padahal BBM sudah dianggarkan melalui APBN sebesar 11 triliun, lalu 502 triliun mau dibawa kemana, silakan disimpulkan sendiri.
Masih lanjut, dibalik penangkapan joko candra karena menyuap salah satu jaksa yaitu saudari Pinangki merupakan salah satu upaya pengalihan isu pembunuhan Brigadir Yosua, supaya pelakunya tidak tangani serius. Selain itu dalam upaya untuk mengembalikan krisis kepercayaan masyarakat terhadap pihak yang berwajib, padahal kasus Joko Candra sudah 11 tahun berlalu baru sekarang ditangkap tepatnya di Malaysia, lalu selama ini pihak berwajib dikemanakan saja.
Mau dibawa kemana kasus pembunuhan Brigadir Yosua, sudah viral dimedia sosial bahwa Ferdy Sanbo pelakunya. Disisi lain merupakan suatu keanehan dalam penanganan kasus dilaporkan bahwa Ferdy Sanbo mengalami kelainan jiwa alias suka sesama jenis (Tempo.co). Jika ditelusuri memang sudah kelainan karena polisi tembak polisi, atasan bunuh bawahan karena diduga bahwa almarhum mengetahui banyak rahasia atasan yang mafia diantaranya, judi online, pengedar barang haram, maupun kasus pembunuhan Laskar FPI.
Masyarakat sudah tau yang melegalkan barang haram karena ijin dari negara, tidak mungkin barang haram jatuh dari langit begitu saja, bukankah negara memiliki kawasan keamanan, apalagi barang haram berupa narkoba, sabuk-sabuk sudah tersebar dimana-mana dilihat dari penangkapan diberbagai daerah maupun provinsi.
Masyarakat banyak menjadi korban karena pelaku resmi dari negara yang melegalkan, untuk apa dibangun lembaga peradilan, lembaga hukum jika dilanggar, pemerintah melarang hentikan narkoba, judi namun justru sebagai pelaku, memang bisnis ini menggiurkan karena penghasilan triliunan perbulan.
Meninjau satu persatu masalah negara sangat banyak, karena sistem demokrasi kapitalis yang memberikan kebebasan, hal-hal mengenai peraturan maupun kebijakan negara, agama tidak boleh mengintervensi, cukup agama sebagai ritual ibadah.
Melihat persoalan negara terus menghawatirkan, disisi lain sedikit demi sedikit wilayah negara dijual seperti Timur leste, selanjutnya Papua Merdeka yang akan bubar menjadi negara sendiri. Belum lagi kekayaan alam yang diswastanisasi oleh pemerintah kepada asing.
Negara demokrasi sesuai keinginan penguasa, Pancasila hanya dibacakan, UU hanya sebuah kesepakatan, pada ahirnya menguntungkan penguasa, artinya selama sistem demokrasi kapitalis menjadi aturan dasar negara selama itu ketimpangan, pertikaian, kesejahteraan tidak akan didapat oleh rakyat, maka dari itu umat Islami harus segera revolusioner pemikiran menjadi pemikiran Islam kaffah dan segera meninggalkan demokrasi kapitalis.
Kerusakan terjadi karena umat Islam tidak menjadikan Islam sebagai mabda atau ideologi hanya sebagai konsep Akidah ibadah. Umat Islam harus melakukan hijrah totalitas dari pemikiran demokrasi Kapitalis menuju pemikiran dari Rabb yaitu Islam, karena dengan aturan ini umat Islam bisa bangkit dan kembali menjadi negara adidaya sebagaimana dalam sejarah menguasai dunia hingga 2/3 dengan mabda Islam.
