-->

Iklan

Senin, 06 Juni 2022, Juni 06, 2022 WIB
Last Updated 2022-06-06T13:57:00Z
Hukpol

Andi Bahtiar Mengapresiasi Apapun Bentuk Program Dari Pemerintah Pusat Dan Provinsi

Advertisement

Ketua DPR Kabupaten Dompu sedang di wawancara oleh wartawan Topikbidom | Foto | Str.

 

Reporter : Str 

Editor       SF


Info720news.com - Dompu, Kritikan terhadap pelaksanaan kegiatan peringatan 207 Dunia Menyapa Tambora (TMD) yang bertajuk Festival Tambora Tahun 2022, tidak hanya diungkapkan para pengunjung. 



Tapi, juga menuai kritikan dari Ketua DPR Dompu, Andi Bahtiar A.Md Par. "Wajar ketika masyarakat (pengunjung) mengeluhkan tentang pelaksanaan kegiatan itu (Festival Tambora 2022,red)," ungkapnya, saat diwawancarai wartawan Info720news.com di halaman kantor DPRD Dompu, Senin (6/6/2022). 


Andi tidak menampik dan mengapresiasi apapun bentuk program dari pemerintah pusat dan provinsi. Tapi, yang tidak boleh diabaikan mengenai koordinasi dengan Pemda Dompu, itu harus ditingkatkan. Begitu juga, koordinasi dengan para pihak di Kecamatan Pekat, termasuk pemuda dan masyarakat. "Ini yang mestinya harus dilakukan oleh panitia (pemerintah pusat dan provinsi,red)," katanya. 


Perlu dipertegas, dibalik kegiatan itu apa dampak positif (kemajuan) yang bisa dirasakan oleh masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Pekat. "Betul kegiatan seperti itu tidak mendapatkan keuntungan secara langsung untuk Pemda. Akan tetapi, efek domino dari kegiatan itu tentu ada," tuturnya. 


Perlu dipertegas oleh Panitia, kegiatan pasca harus direncanakan dengan matang. Seperti pada acara kemarin, masa iya sampah-sampah berserakan dimana-mana. "Masa iya, pemerintah daerah yang harus mengurus sampah yang berserahkan. Enak sekali panitia itu. Mestinya, mereka koordinasi dengan masyarakat lokal untuk diberikan ruang untuk menangani itu dan pasti masalah sampah bisa diatasi," jelasnya. 


Bagaimana tanggapannya mengenai adanya ungkapan bahwa masyarakat terkesan hanya dijadikan penonton di wilayahnya sendiri?


Pernyataan tersebut, benar adanya. Mestinya, masyarakat Kecamatan Pekat dan pihak lainnya dilibatkan dalam kegiatan. Bukan malah diabaikan. "Saya setuju karena itu suara hati masyarakat dan faktanya seperti itu," bebernya. 


Berangkat dari ini,  pemerintah harus memastikan kegiatan kedepannya harus melibatkan para pihak di Kecamatan Pekat, termasuk pemuda dan masyarakat, agar mereka bisa menjadi bagian (rasa memiliki) terhadap adanya kegiatan tersebut. "Masa iya, mereka harus menjadi penonton di wilayah sendiri," katanya.



Bagaiamana kalau kegiatan Festival Tambora kedepannya dilaksanakan di lokasi (desa-desa) yang ada di Kecamatan Pekat?


Tambah Andi, itu harus diwujudkan karena bentuk penghargaan kepada para pihak dan masyarakat di Kecamatan Pekat yang tentunya sebagai pemilik wilayah. "Itu wajib diprioritaskan dan akan berdampak luar biasa bagi masyarakat di Kecamatan Pekat," terangnya. 


Lebih jauh, Andi juga mengungkapkan, pada tahun-tahun sebelumnya pemerintah sudah berjanji kepada masyarakat Kecamatan Pekat, bahwa mereka akan dilibatkan dalam kegiatan festival tersebut. Hal itu, berdasarkan aspirasi yang disampaikan para pemuda dan masyarakat di sana. Tapi sayangnya, janji tersebut malah diabaikan dan tidak ada realisasinya. 


"Wajar ketika mereka menuntut janji  itu. Apalagi, pelaksanaan kegiatan tersebut di laksanakan di wilayah Kecamatan Pekat. Semoga kedepan mengenai ini bisa segera dipertimbangkan secara serius. Bahkan direalisasikan," tandasnya