Advertisement
Penulis| Mela Aryani, Mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa | Editor | SF
![]() |
| Penulis adalah mahasiswa fakultas ekonomi manajemen Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa D.I.Y |
Info720.com | Perubahan akan selalu ada pada setiap masing-masing individu.
Dalam perubahan sosial masyarakat akan berjalan seiring adanya waktu, karena memuncul hal-hal baru yang mengakibatkan timbulnya perubahan di masyarakat.
Adanya pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah mengubah tatanan dunia dalam waktu singkat.
Barangkali juga tidak ada yang pernah membayangkan bahwa pandemi ini akan menyebabkan derita kemanusiaan yang begitu mendalam.
Bahkan dalam waktu yang tidak lama, pandemi ini telah menyebar secara cepat dalam skala luas dan menimbulkan banyak korban jiwa.
Dengan demikian, segala bentuk aktivitas masyarakat yang dilakukan di masa pra-pandemi, kini harus dipaksa untuk disesuaikan dengan standar protokol kesehatan. Tentu ini bukan persoalan yang sederhana.
Sebab pandemi Covid-19 telah menginfeksi seluruh aspek tatanan kehidupan masyarakat yang selama ini telah diinternalisasi secara terlembaga melalui rutinitas yang terpola dan berulang.
Pandemi Covid-19 telah menyebabkan perubahan sosial yang tidak direncanakan.
Perubahan sosial yang terjadi secara sporadis (secara tiba-tiba dan tidak merata) dan tidak dikehendaki kehadiranya oleh masyarakat.
Kondisi masyarakat yang belum siap menerima perubahan akibat pandemi Covid-19 tentu dapat menggoyahkan nilai dan norma sosial yang telah berkembang dan dianut oleh masyarakat selama ini.
Masyarakat didesa O'o dihimbau dari pemerintah untuk belajar, bekerja, dan beribadah di rumah sejak awal kemunculan virus ini di Indonesia.
Begitu pula dengan pola kebiasaan masyarakat yang senang berkumpul dan bersalaman, kini dituntut untuk terbiasa melakukan pembatasan sosial.
Dan karena masih pandemic Covid-19 perantau dari luar kota, tidak bisa masuk dalam desa disebabkan karena dilarang mudik dan takutnya akan meningkatkan penyebaran Covid-19.
Dalam perilaku dan kebiasaan masyarakat di masa pandemi kemudian diatur dan ditransformasikan melalui pola interaksi secara virtual.
Kondisi ini mempertegas bahwa teknologi menjadi penting sebagai perantara interaksi sosial masyarakat di era pandemi saat ini.
Yang dulunya masyarakat berbelanja langsung ditokoh atau pasar, kini telah berubah memanfaatkan teknologi untuk berbelanja online.
Salah satu Pemanfaatan teknologi adalah memenuhi kebutuhan rumah tangga melalui online shop, karena di zaman yang modern ini kita bisa berbelanja melalui online shop.
Dengan online shop kita bisa berbelanja peralatan rumah tangga, lalu bisa juga membayar tagihan listrik dan tagihan lainnya.
Selain itu Covid-19 telah mengubah yang tadinya biasa berbelanja di toko offline, seperti pasar atau supermarket.
Harus diakui kondisi normal baru akan menyebabkan perubahan sosial, termasuk pola perilaku dan proses interaksi sosial masyarakat.
Sederhananya, normal baru menekankan pada perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas secara normal, namun tetap merujuk pada protokol kesehatan yang kemudian harus dibiasakan.
Meskipun demikian, penerapan normal baru tidak akan berjalan dengan maksimal, bila tidak disertai kedisiplinan tinggi oleh masyarakat.
Apalagi data kasus Covid-19 hingga kini masih menunjukkan angka fluktuasi.
Normal baru menekankan masyarakat pada perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas secara normal, namun tetap merajuk pada protokol kesehatan yang kemudian harus dibiasakan.
Meskipun begitu, penerapan normal baru tidak akan berjalan dengan maksimal, apabila tidak disertai dengan kedisiplinan tinggi oleh masyarakat.
Sebab pandemi Covid-19 telah memaksa kita untuk beradaptasi terhadap segala bentuk perubahan.
Begitu juga hidup normal baru bisa saja akan menjadi model budaya baru di masa mendatang.
Penerapan new normal salah satunya sudah berlaku di Desa O’o yaitu tidak berkerumunan, menjaga jarak dan selalu memakai masker ketika keluar rumah.
New normal seharusnya mengubah perilaku lama menjadi kebiasaan baru dengan memakai masker, menjaga jarak sosial maupun fisik, rajin mencuci tangan, serta disiplin mengikuti protokol kesehatan.
Oleh karena itu, masyarakat harus diedukasi secara terus-menerus untuk menerapkan hidup normal baru dalam aktivitas sosial mereka.
Masyarakat perlu dibiasakan agar disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Sebab pandemi Covid-19 telah memaksa kita untuk adaptif terhadap segala bentuk perubahan.
Begitu juga hidup dengan kenormalan baru bisa saja akan menjadi model budaya baru di masa mendatang.
Catatan:Redaksi tidak bertanggungjawab atas isi dari artikel/opini yang ditulis dan itu merupakan tanggungjawab sepenuhnya penulis.
